Halaman

Bisnis 99 Ribu Menjadi 30 Juta

99ribu.net

Rabu, 19 Oktober 2011

Sejarah Permukaan Muka Bumi


Istilah-istilah Benda Langit
1.     Tata Surya  : Kumpulan Matahari beserta benda langit lainnya yang beredar mengelilingi matahari.
2.     Galaxy        : Kumpulan berbagai tata surya
3.     Planet         : Benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit tertentu
4.     Satelit         : Benda langit yang beredar mengelilingi planet
5.     Bintang       : Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri
6.     Komet         : Benda langit yang mengelilingi matahari dengan lintasan yang sangat
                    lonjong
7.     Asteroid      : Benda-benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari pada  linta-
                    San tertentu
8.     Meteor        : Benda langit yang berukuran kecil dan berpijar karena bergesekan dengan
                    Atmosfir
9.     Jagad raya  : ruang yang maha luas tempat benda-benda langit berada
Menurut teori Nebula bahwa bumi kita terbentuk bersamaan dengan terbentuknya satu system tata surya. Bumi pada awalnya adalah berupa gas panas kemudian berubah menjadi cairan dan pada akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak bumi menjadi padat mengeras.
Jika dipandang dari angkasa, bumi bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman phytagoras (500 SM), bentuk bumi dikenal bulat. Cladius Ptolemy mengumpulkan daftar pengamatan intensif yang menunjukkan bahwa bumi berbentuk bola. Christoper Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi adalah bulat dan ia berpikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hindia (Indies) dengan berlayar ke barat. Akan tetapi, dengan memakai nilai-nilai Ptolemy, Columbus mendapatkan pelayarannya lebih jauh daripada yang diperkirakannya.
Bumi tidak benar – benar bulat, karena ia berotasi mengelilingi sumbunya. Bumi berbentuk dempak (spheroid), yaitu berbentuk sebuah bola namun sedikit rata pada kutubnya, sehingga jari – jari polar (jarak dari pusat bumi ke kutub) lebih pendek dari jari – jari ekuatornya. Rujukan internasional tenteng dimensi bumi diadopsi oleh IUGG (International Union of Geodery and Geophysic) mempunyai pendekatan sebagai berikut.
Jari-jari polar = 6,357 km = 3,951 mil
Jari-jari ekuator = 6,378 km = 3,964 mil
Jari-jari rata-rata = 6,371 km = 3,960 mil
Luas permukaan bumi dengan mudah dapat dihitung dari radiusnya. Yaitu 510 juta km2 .Massa bumi dapat ditentukan dari gaya gravitasi yang dilakukan dan diperoleh 5,98 x 1027 gram.
A. SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI
Bumi yang terbentuk berupa materi padat tanpa air an dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material dan meningkatnya tekanan di dalam bumi secara bertahap menghasilkan panas yang sanggup mencairkan bagian dalam bumi. Berbagai material berat seperti besi menjadi tenggelam sedangkan material ringan seperti silika (batuan yang terdiri dari silikon dan oksigen) muncul ke permukaan bumi dan membentuk lapisan keras kulit bumi yang pertama.
Panasnya perut bumi juga menyebabkan zat-zat kimia di dalam bumi muncul ke permukaan. Beberpa zat kimia membentuk air dan ada juga yang menjadi gas-gas yang membentuk atmosfer. Selama lebih dari jutaan tahun secara perlahan-lahan air berkumpul di tempat-tempat yang rendah dan membentuk lautan. Daratan berkembang di bumi, air hujan, dan sungai melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan yang selanjutnya dibawa menuju lautan, sehingga membuat air laut menjadi asin.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
1. Teori Apung Benua (Continental Drift)
Pada awal tahun 1912-an, Alfred.L.Wegener seorang ahli klimatologi dan geofisika menerbitkan buku yang berjudul ”The Origin of Continentand Oceans” dalam buku tersebut ia mengajukan sebuah ide tentang ”teori apung benua”. Idenya berpusat pada benua-benua yang bergerak melintasi permukaan bumi. Menurut wagener, benua terdiri atas batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Benua-benua itu bergerak menuju katulistiwa. Dan kebagian barat. Pada zaman karbon, kemungkinan besar hanya ada satu benua yaitu pangaea. Lebih kurang 200 Juta tahun yang lalu, terbentuk daratan gondwana dan lauratia yang merupakan pecahan dari pangaea, dan seterusnya. Bersama teman-temannya, ia merngumpulkan bukti atas teorinya, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara amerika selatan dan afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.
Menurut para ahli, teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi, yang masih terus bergerak dan memicu gempa di berbagai wilayah. Termasuk gempa-gempa yang terjadi di indonesia.
2. Teori Tektonik Lempeng.
Beberapa tahun setelah Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968 dikemukakan sebuah teori yang lebih memuaskan daripada teori pengapungan kontinen. Teori ini kemudian di namakan teori tektonik lempeng. Teori ini menyatakan bahwa bagian dari bumi yaitu pada bagian litosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat yaitu lempeng. Dari semua itu, lempeng terbesar adalah lempeng pasifik yang menempati sebagian besar lautan. Semua lempengan besar lainnya dapat berupa kerak-kerak benua mupun kerak samudra. Sedangkan lempeng-lempeng yang lebih kecil, umumnya hanya sebagai kerak samudera. Contohnya, lempeng nazcak di lepas pantai barat amerika selatan.
Litosfer terletak diatas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas atau di sebut astenosfer. Salah satu prinsip utama dari teori tektonik lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lain. Ada 3 type batas-batas lempeng yang masing-masing di bedakan darijenis pergerakannya, yaitu :
a. Divergen. Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas.
b. Konvergen. Lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel bumi dan berada di bawah lempeng lainnya.
c. Patahan Transform. Lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tanpa menyebabkan penghancuran pada litosfer.
Bumi memiliki beberapa lapisan atau bagian. Lapisan fisis pertama yang paling dalam adalah mesosfer. Lapisan ini cukup tebal, pejal, dan berada di kedalaman lebih dari 500 km. Lapisan inilah yang mengurung inti bumi (inner core) dan selubungnya (outer core), inner core berbentuk seperti bola padat, kira-kira terpusat pada kedalaman 5.150 km. Sementara di atasnya (diapit mesosfer) terletak outer core yang cair.
Di atas mesosfer terdapat lapisan astenosfer. Yaitu lapisan yang terletak pada kedalaman 100-300 km. Lapisan ini lebih cair dan bersifat seperti fluida. Lapisan ini terus bergerak sepanjang waktu akibat tekanan dari lapisan yang mengapitnya. Lapisan ini merupakan asal dari magma gunung api.
Bagan lapisan bumi
§ Menurut komposisi fisik, terdiri dari: inner core (padat), outer core (cair), mesosfer (padat), astenosfer (fluida), dan litosfer (keras).
§ Menurut komposisi kimia, terdiri dari: core (besi), mantel (silikat), dan kerak (silikat).
Di atas astenosfer selanjutnya ada litosfer, lapisan fisis terluar bumi yang memiliki ketebalan sekitar 100 km. Di lapisan ini terhampar kerak bumi yang keras, relatif dingin, dan mampu menahan beban. Di lapisan terluar inilah terletak lempeng-lempeng bumi, yang di atasnya terhampar benua, pulau, gunung, dan lain sebagainya. Kerak lautan (oceanic crust) memiliki sekitar 6 km, sementara kerak benua (continental crust) dengan pegunungan yang mencapai ketebalan hingga 64 km.
Permukaan bumi diperkirakan tersusun dari 20 lempeng (ada juga yang menyebut 15) yang terbagi atas lempeng besar dan lempeng kecil, dengan ketebalan antara 70 – 100 km. Lempeng-lempeng ini senantiasa masih berkembang, luruh ,dan bergerak karena berada diatas lapisan astenosfer yang cair dan amat panas.
Tujuh diantara lempeng-lempeng di permukaan bumi dikategorikan sebagai lempeng besar / utama atau lempeng yang digolongkan sebagai lempeng utama penyusun litosfer, yaitu :
1. Lempeng Afrika .
2. Lempeng Amerika Utara.
3. Lempeng Amerika Serikat.
4. Lempeng Pasifik.
5. Lempeng Aurasia.
6. Lempeng Indo-Australia.
7. Lempeng Antartika.
Lempeng-lempeng yang berukuran lebih kecil antara lain Lempeng Filipina, Lempeng Adriatik, Lempeng Iran, dan Lempeng Hellenik.


C. PERGERAKAN BUMI
Bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 10 detik, serta menempuh jarak sejauh 958 juta km. Waktu yang diperlukan oleh bumi untuk sekali mengitari matahari ini disebut satu tahun bumi. Dalam mengorbit matahari, bumi bergerak dengan kelajuan rata-rata 107,2 km / jam. Di samping bergerak mengitari matahari, bumi juga berputar pada porosnya. Waktu yang di perlukan untuk berputar satu kali pada porosnya sama dengan 23 jam, 56 menit, dan 4 detik, yang disebut sebagai satu hari bumi.
1. Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Untuk menyelesaikan satu putaran penuh, bumi memerlukan waktu 24 jam. Jadi tiap jam sebuah titik di bumi bergeser sejauh 15°. Arah rotasi dari barat ke timur atau berotasi dengan arah negatif. Akibat rotasi itulah, benda-benda langit melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat.
Akibat rotasi bumi :
  1. Peredaran semu harian dari benda-benda langit.
  2. Peristiwa siang dan malam serta perbedaan waktu.
  3. Pembelokan arah angin pasat.
  4. Pembelokan arah arah arus laut.
  5. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi.
2. Revolusi Bumi
Bumi beredar mengitari matahari pada suatu bidang orbit yang disebut ekliptika. Orbitnya hampir seperti lingkaran (360°) dengan periode 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 10 detik. Hal tersebut dinamakan satu tahun siderik, yaitu periode yang dihitung saat bumi bergerak mulai dari titik yang lurus dengan sebuah bintang dan berakhir tepat pada titik itu lagi. Orbit planet-planet lain tidak sebidang orbit planet lain itusu dinamakan sudut inklinasi.
Arah revolusi bumi adalah negatif atau arah timur, artinya arah peredarannya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Sumbu bumi miring 66,5° terhadap bidang eklptika.
Akibat Revolusi Bumi :
  1. Gerak semu matahari tahunan.
  2. Perubahan lamanya waktu siang dan malam.
  3. Pergantian musim.
  4. Perubahan paralaks suatu bintang.
  5. Gerak semu bintang tetap di bola langit.

Kamis, 13 Oktober 2011

Konsep Dasar Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").

Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Prinsip Pemetaan

Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara)

Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni (oikoumenè) dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .

Posisi Pulau Sumatera

Dalam "Geographia" Ptolemeus menulis tentang sebuah pulau yang menarik yang terletak di sebelah timur benua India disebut sebagai Pulau Labadius yang dalam Deskripsi Ptolemy sebagai berikut "... dikatakan sebagai yang paling bermanfaat, dan untuk menghasilkan banyak emas," dan "Ini sebuah metropolis di sisi utara ke arah barat disebut Argentea ...." penyebutan nama Labadius mungkin berasal dari kata Sansekerta Yavadvipa atau pulau Jawa.

Sejarah Geografi

Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.

Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.

Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.

Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.

Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".

Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).

Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.

Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.

Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Metode

Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.

Geografer menggunakan empat pendekatan:

.Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
.Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
.Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
.Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu

Cabang

Geografi fisik

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.

Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.

Geografi manusia

Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.

Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan

Geografi manusia-lingkungan

Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dam penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah dirusak oleh manusia, seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus menjaga dan melestarikan lingkungan, mungkin alam sudah tidak ankan kuat bertahan lagi.

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang ada.

Ekologi budaya dan politik

Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.

Penelitian risiko-bencana

Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.

Geografi sejarah

Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.

Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley

"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.

Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.

Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.

Teknik Geografis

Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.

Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview --pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school' atau fakultas) geografi.

Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).

Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.

Kartografi

Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.

Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.
[sunting] Metode kuantitatif geografi

Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik non-parametris pada studi geografi.